Halaman: 4
Banyak orang tua, khususnya ibu muda, sering bertanya-tanya soal hal kecil tapi penting dalam perjalanan memberi makan bayi. Salah satunya adalah: apakah aman minum kopi saat anak mulai MPASI (Makanan Pendamping ASI)?
Buat para ibu, momen pertama kali memperkenalkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) ke bayi itu rasanya campur aduk: excited, deg-degan, sekaligus penuh pertanyaan. Salah satu kekhawatiran terbesar biasanya soal pencernaan. Apakah bayi akan mudah BAB? Apakah ia akan kembung atau malah sembelit? Jangan khawatir, sebenarnya kuncinya ada pada cara kita menyusun menu MPASI.
Buat para ibu, masa-masa MPASI (Makanan Pendamping ASI) adalah fase yang cukup menantang sekaligus menyenangkan. Setelah enam bulan pertama si kecil hanya mengandalkan ASI, kini waktunya ia berkenalan dengan berbagai tekstur, rasa, dan gizi baru dari makanan. Nah, salah satu hal penting yang sering dilewatkan adalah serat dalam MPASI.
Sekarang banyak orang makin sadar pentingnya kesehatan usus. Tapi sayangnya, banyak juga yang langsung mikir harus beli suplemen mahal biar pencernaan lebih sehat. Padahal, rahasia menjaga metabolisme usus tetap lancar sebenarnya bisa dimulai dari makanan alami yang gampang banget kita temuin sehari-hari.
Buat kamu yang kerja kantoran, pasti ngerti banget gimana sibuknya rutinitas sehari-hari. Pagi buru-buru berangkat, siang tenggelam dalam tumpukan kerjaan, sore atau malam pulang dengan kondisi capek banget. Saking sibuknya, kadang kita jadi lupa memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan usus
Bekerja di kantor sering identik dengan gaya hidup yang minim gerak. Duduk berjam-jam di depan laptop, sambil ditemani kopi dan camilan, lalu pulang langsung rebahanâ??semua ini bisa bikin berat badan naik tanpa disadari. Kalau nggak hati-hati, obesitas bisa datang diam-diam. Nah, buat kamu para pekerja kantoran yang hobi duduk dan ngopi, ada beberapa tips sehat biar badan tetap bugar dan terhindar dari â??gendut kantoranâ?.
Di era modern, duduk sudah jadi bagian besar dari rutinitas harian kita. Mulai dari kerja kantoran depan laptop, meeting panjang, duduk di kendaraan saat commuting, sampai rebahan sambil scrolling sosmed semuanya bikin waktu duduk kita makin lama. Tapi, tahukah kamu kalau kebiasaan duduk terlalu lama ternyata bisa ganggu metabolisme tubuh dan berpengaruh ke kesehatan jangka panjang?
Usia 50 ke atas sering dianggap masa emas, di mana banyak orang sudah mulai lebih santai dengan hidup, menikmati waktu bersama keluarga, atau fokus pada hobi yang sempat tertunda. Tapi sayangnya, di usia ini juga biasanya mulai muncul masalah kesehatan, salah satunya gangguan pencernaan.
Di era modern sekarang, hidup serba cepat dan praktis memang bikin banyak hal jadi lebih gampang. Tapi sayangnya, pola hidup kita justru sering nggak ramah buat kesehatan tubuh, terutama usus. Salah satu masalah yang makin banyak dialami adalah sembelit kronis.
Kalau ngomongin soal umur panjang, biasanya orang langsung kepikiran soal olahraga rutin, pola makan sehat, atau rajin cek kesehatan. Semua itu memang penting banget. Tapi, ada satu faktor yang sering banget dilupain: kesehatan usus.
Siapa sih yang nggak pernah begadang? Entah karena kerjaan numpuk, tugas kuliah, lembur, atau malah keasyikan nonton drakor sampai subuh. Sesekali mungkin terasa biasa aja, tapi kalau kebiasaan ini sering banget dilakukan, efeknya ke tubuh bisa serius. Bukan cuma bikin mata panda atau badan gampang lelah, ternyata begadang juga punya dampak besar ke metabolisme usus kita.
Kalau ngomongin soal kulit glowing, banyak orang langsung kepikiran skincare. Mulai dari cleanser, toner, serum, sampai masker yang harganya bisa bikin dompet megap-megap. Tapi, tahukah kamu kalau kunci kulit sehat dan glowing itu sebenarnya bukan cuma dari luar?
Kalau biasanya kita mendengar kata selfcare, yang terbayang mungkin skincare, spa, me time, atau sekadar ngopi cantik di kafe favorit. Nggak salah sih, karena itu semua memang bagian dari merawat diri. Tapi tahukah kamu, ada bentuk selfcare yang sering terlupakan, padahal justru jadi pondasi utama kesehatan kita?
MPASI (Makanan Pendamping ASI) adalah fase penting buat tumbuh kembang bayi. Di usia ini, bayi mulai berkenalan dengan berbagai tekstur, rasa, dan nutrisi baru. Nah, selain makanan utama seperti bubur atau puree, snack alias camilan sehat juga punya peran besar
Pernah nggak sih, pagi hari di rumah terasa kayak lomba lari estafet? Bangunin anak, siapin sarapan, nyiapin bekal, belum lagi harus nyuruh mereka mandi dan ganti seragam. Kalau nggak diatur dengan baik, pagi bisa jadi chaos dan bikin mood satu rumah kacau. Padahal, pagi hari itu fondasi penting buat jalani aktivitas seharian, terutama untuk anak sekolah.
Siapa sih yang nggak kenal yoghurt? Minuman segar dengan rasa asam-manis ini jadi favorit banyak orang karena selain enak, juga kaya manfaat buat kesehatan pencernaan. Tapi, pernah kepikiran nggak kalau sebenarnya bikin yoghurt sendiri di rumah itu gampang banget?
Belakangan ini, gaya hidup plant-based atau pola makan berbasis nabati makin populer. Banyak orang beralih ke pola makan ini karena dianggap lebih sehat, ramah lingkungan, dan bisa bantu menjaga berat badan tetap stabil. Tapi, tahukah kamu kalau diet plant-based bisa makin lengkap manfaatnya kalau dipadukan dengan prebiotik alami?
Pernah nggak kamu merasa makan dalam jumlah banyak tapi tetap nggak kenyang, atau sebaliknya, cepat banget merasa lapar padahal baru saja makan? Bisa jadi itu karena cara makanmu kurang mindful. Mindful eating adalah salah satu pola makan yang lagi banyak dibicarakan karena bukan hanya bisa bantu menstabilkan berat badan, tapi juga bikin hubungan kita dengan makanan jadi lebih sehat.
Mengenalkan gaya hidup sehat ke anak memang nggak selalu mudah. Apalagi di usia sekolah, ketika mereka mulai punya selera makan sendiri, terpapar jajanan yang kurang sehat, atau mulai lebih sering main gadget dibanding bergerak aktif. Tapi jangan khawatir, dengan pendekatan yang menyenangkan dan konsisten, gaya hidup sehat bisa jadi kebiasaan baik yang anak jalani tanpa dipaksa.
Kesehatan usus punya peran besar terhadap kualitas hidup kita. Bukan cuma soal pencernaan yang lancar, tapi juga soal imunitas, energi harian, hingga suasana hati. Sayangnya, banyak orang baru sadar pentingnya usus saat mulai mengalami masalah, seperti sembelit, perut kembung, atau diare berulang.